Hujan Batas Kota
Langit berbisik kepadaku dengan lembut
Seakan bahagia melihat senyum itu lagi
Senyum yang telah menjadi penantian panjang
Sebab jarak yang tak kunjung terpotong
Suara adzan dari Masjid Agung Baiturrahman
Menggugah senyum itu menjadi satu keikhlasan
Ikhlas merelakannya pergi lagi
Dan rintik hujan seusai adzan Maghrib jadi saksi
Kala rindu yang sudah benar-benar terlaksanakan
Ah!
Rasanya baru kemarin tangan ini bersentuhan
Rasanya baru kemarin kukecup mesra telapak tangan itu
Rasanya baru kemarin aku tersenyum bahagia setelah sekian lama penantian panjang itu
Rasanya aku tidak percaya bahwa kau sudah pergi lagi
Batas kota seusai adzan Maghrib
Menjadi pengingatku kala rindu
Hujan di batas kota
Menjadi penyemangatku saat rindu-rindu itu membunuhku
Baca Juga : Puisi Cinta “CintaMu”
0 Comments