Puisi Cinta : Hujan Batas Kota


Hujan Batas Kota

Langit berbisik kepadaku dengan lembut

Seakan bahagia melihat senyum itu lagi

Senyum yang telah menjadi penantian panjang

Sebab jarak yang tak kunjung terpotong

Suara adzan dari Masjid Agung Baiturrahman

Menggugah senyum itu menjadi satu keikhlasan

Ikhlas merelakannya pergi lagi

Dan rintik hujan seusai adzan Maghrib jadi saksi

Kala rindu yang sudah benar-benar terlaksanakan

Ah!

Rasanya baru kemarin tangan ini bersentuhan

Rasanya baru kemarin kukecup mesra telapak tangan itu

Rasanya baru kemarin aku tersenyum bahagia setelah sekian lama penantian panjang itu

Rasanya aku tidak percaya bahwa kau sudah pergi lagi

Batas kota seusai adzan Maghrib

Menjadi pengingatku kala rindu

Hujan di batas kota

Menjadi penyemangatku saat rindu-rindu itu membunuhku

Baca Juga : Puisi Cinta “CintaMu”


Like it? Share with your friends!

What's Your Reaction?

hate hate
0
hate
confused confused
0
confused
fail fail
0
fail
fun fun
0
fun
geeky geeky
0
geeky
love love
0
love
lol lol
0
lol
omg omg
0
omg
win win
0
win
Rumah Aksara

Rumah Aksara adalah tempat berteduh dari kejamnya kata. Dengan kata lain, Rumah Aksara adalah tempat penampungan kata-kata yang tidak bisa diucapkan tapi bisa ditulis dan dibaca. Selamat menulis!

0 Comments

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

 smm panel, seo

Choose A Format
Story
Formatted Text with Embeds and Visuals
Video
Youtube, Vimeo or Vine Embeds
Image
Photo or GIF
Gif
GIF format